![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgc6l5odxw3o2GP54GHO_U0p-I3k_R4Q5jlYMqRuCVha-6jsety4aVsMoQC71XlsyR5LOlRQJRnlBordQC409duSh6mkibI_S_V1_5IXdBtoyGcKDYZ6I3RdeSo-E0sbuhecHhzis8pdKY/s200/dirgahayu.jpg)
Sementara dalam kehidupanberagama, umat Islam di Indonesia juga akan mendapatkan hari kemenangan yakniIdul Fitri yang diperkirakan hanya berjarak dua hari dari perayaan HUTKemerdekaan RI. Keberadaan dua hari kemenangan yang berdekatan tersebut sangatlangka sehingga harus direspon dan disikapi dengan baik agar umat Islam diIndonesia tidak kehilangan momentum.
Lebih langka lagi, perayaan HUTKemerdekaan RI tersebut dilaksanakan pada hari Jumat dalam bulan suci Ramadhansebagaimana hari pengumandangan proklamasi pertama kali oleh Bung Karno danBung Hatta. "Mungkin, dalam 100 tahun ke depan pun Indonesia belum tentudapat momentum langka seperti itu," kata alumni Leiden University Belandatersebut. "HUT Kemerdekaan dan Idul Fitri adalah momentum besar yangmerubah kehidupan bangsa Indonesia dan umat Islam," katanya menambahkan.
Karena itu, kata dia, keberadaandua momentum langka tersebut harus disikapi dengan tepat untuk meningkatkankualitas hidup berbangsa dan beragama di Tanah Air. Dengan perayaan HUTKemerdekaan RI pada Jumat dalam bulan suci Ramadhan, umat Islam di Tanah Airharus dapat memaknai kemerdekaan seperti dari "titik nol" danmembangkitkan semangat nasionalisme ketika proklamasi pertama kalidikumandangkan.
Semangat nasionalisme tersebutperlu digelorakan kembali karena sebagian rakyat. Indonesia terkesan sudahmengabaikannya akibat pengaruh globalisasi. Dengan semangat nasionalisme yangseperti dimulai dari awal tersebut, umat Islam di Indonesia dapat terus mengisikemerdekaan dan mengejar berbagai ketertinggalan selama ini.
Untuk umat Islam, semangatnasionalisme tersebut juga sangat diperlukan karena salah satu konsep yangdiajarkan agama yakni "hubbul wathan" atau cinta tanai air. "Jikatidak, maka setiap apel akbar dalam 17 Agustus, ruh para pahlawan selalumeratapi nasib anak bangsa ini yang tenang saja menikmati ketertinggalan dankemiskinan," katanya. Sedangkan dalam kehidupan beragama, kata dia, duamomentum tersebut harus dapat dimaknai untuk meningkatkan rasa saling membantu,saling peduli, dan menjalankan kehidupan berbangsa dengan penuh rasa keimanan.
Berbagai masalah yangdihadapi bangsa Indonesia selama ini disebabkan penyelenggaraan kehidupanberbangsa dan bernegara tidak didasari rasa keimanan dan saling peduli. "Tanpakeimanan, yang muncul hanya sikap hedonis dan mengutamakan kepentingan pribadidan kelompok. Karena itu, tidak mengherankan jika korupsi masih banyakterjadi," "Karena itu, manfaatkan dua momentum langka ini denganbaik. Kalau tidak, bangsa Indonesia akan kehilangan momentum kebangkitan,"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar